Jumat, 21 Januari 2011

Daftar Pemenang Kompetisi Esai


Kabar gembira, 

Setelah melalui proses seleksi selama periode Oktober - November 2010,
dewan juri kompetisi esai generasi muda "Menyembuhkan Luka Sejarah" akhirnya sampai pada keputusan final. Sebagaimana layaknya sebuah kompetisi kami harus memilih yang terbaik dari naskah-naskah yang kami terima. Pada kesempatan ini, tidak lupa kami haturkan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dalam kompetisi ini, teruslah berkarya!


Pemenang Kompetisi Esai,

Juara I    Aunurrahman Wibisono             (Universitas Negeri Jember) 
Juara II  Agustinus Patrick Sephira Taum (Universitas Sanata Dharma) 
Juara III Aufanuha Ihsani                          (Universitas Negeri Yogyakarta)  

Selamat kepada para pemenang!


Salam hangat, 

Pamitia Kompetisi Esai. 





Selasa, 18 Januari 2011

25 Naskah Terbaik


Selamat Pagi,

Sebelumnya kami haturkan terima kasih kepada para peserta yang sudah berpartisipasi pada kompetisi Esai Menyembuhkan Luka Sejarah, Namun sebagaimana sebuah kompetisi semua proses ini akan berujung dengan terpilihnya naskah terbaik.

Setelah melalui beberapa tahap seleksi, dibawah ini adalah daftar 25 Naskah terbaik menurut  hasil akhir penilaian dewan juri.

Selamat kepada para finalis!

A. Yusuf Malik C.H.
G30S PKI 1965 Guru Paling Berharga
SMA Plus N 2 BA 3. Banyuasin
Ach. Taufiqil Aziz
Mengais Mutiara Persatuan di Tengah Lautan Kepentingan
Kopertais, Surabaya
Agustinus Patrick Sephira Taum
Tragedi 1965 dan Metanoia Bangsa
Universitas Sanata Dharma
Ahmad Porwo Edi Atmaja
Mengikis Beban Masa Lalu
Universitas Diponegoro
Aufannuha Ihsani
Maaf dan Buku Untuk Si Teraniaya
Universitas Negeri Yogyakarta
Aunurrahman Wibisono
Sebuah Senandung Pendustaan
Universitas Jember
                  
Eka S. Saputra
Langkah Kecil Rekonsiliasi
Tangerang
Fandy Ahmad
Letak Kaum Muda Dalam Tragedi 65
Universitas Jember
Goklas Michael Hernandes Tampunolon
Angan-angan Rekonsiliasi 1965 di Generasi Reformasi
Medan
Ifan Julian Alif
Berdamai Dalam Imaginasi
Madrasah Aliyah Tahfidh Annuqayah
Lukman Hakim Husnan
Melawan Ingatan
Palembang
M Lubabun Ni'am Asshibbamal S
Tentara dan Paranoia Militer Pasca-1965
Universitas Gadjah Mada
Muhammad Iqbal
Kekuasaan Pers Militer Pasca G30S “Framing, Delegitimasi dan Pembentukan Opini Publik”
Universitas Indonesia
Ni Made Frischa Aswarini
Karya Sastra sebagai Sarana Rekonsiliasi Bangsa
Universitas Udayana
Novita Selvia Parangin-angin
Tragedi sebagai Tombak Kaum Muda
Universitas Sumatera Utara
Pratama Yudha Pradeksa
Melampaui Dikotomi “Korban-Pelaku”
Kediri , Jawa Timur
Resa Syafitri
Jangan Panggil Aku Anak PKI
Banda Aceh
Rizky Sekar Afrisia
Kobarkan (Sekali Lagi) Api Kartini
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi  Surabaya
Sari Anantya Rosa
Akankah Pengakuan Itu Terucap ?
Yogyakarta
Tatiana Lisdasari
Menyembuhkan Luka Sejarah dengan Aliran Air Surga
Pasuruan
Wildan Sena Utama
Luka ?!
Universitas Gadjah Mada
Wisnu Prasetya Utomo
Mengimajinasikan Kembali Indonesia
Universitas Gadjah Mada
Yoga Pratama Samsugihara
Tetangga Sebelah Kiri Rumah Kita
Universitas Gadjah Mada
Yuridista Putri Pratiwi
Wanita dalam Potret Buram Tragedi 1965
Universitas Indonesia
Zufrial Aristama
Pemulihan Hak-hak Korban Peristiwa  G 30 S: Kejujuran dan Rekonsiliasi Sosial
Universitas Indonesia

Pengumuman Pemenang akan dipublikasikan pada tanggal 21 Januari 2010.


Salam Hangat,
Panitia Kompetisi Esai.

Jumat, 01 Oktober 2010

Selamat Datang

Anak Muda & Rekonsiliasi
Menyembuhkan luka sejarah adalah kerja besar. Bukan sekadar kerja satu dua tahun, tetapi mungkin puluhan tahun. Betapa pun, sebuah langkah kecil tetap harus dimulai. Kompetisi menulis esai ini bertujuan supaya anak muda bisa menuangkan pandangan pribadinya terhadap  tragedi 1965 dan memulai langkah kecil sebagai rintisan awal menuju kepada rekonsiliasi. Anak muda, dalam konteks ini, adalah pemegang kunci. Karena merekalah  pemilik sesungguhnya masa depan bangsa ini, tempat cita-cita rekonsiliasi didedikasikan.

Tujuan
Mengajak anak muda membicarakan luka sejarah, khususnya tragedi 1965, bagaimana anak muda memandang persoalan ini dan bagaimana sebaiknya kita –sebagai bangsa— mengambil langkah ke depan.

Mengapa Esai?
Esai adalah bentuk tulisan yang subyektif, yang menyatakan pikiran dan perasaan si penulis, sehingga merupakan bentuk tulisan yang tepat untuk konteks “Menyembuhkan Luka Sejarah–Refleksi Kaum Muda Atas Tragedi 1965” ini.